
Jalan Merajut Kenangan '95 seperti kopi, manis dikecap pahit ditelan tiap kali kukenang wajahmu dalam dekap embun dan kabut yang senantiasa membekap dengan selimut.
Namun satu hal yang tak pernah hilang dari ingatan, hanyalah remang ingatan, melewati batas kesadaran diantara kau dan aku yang juga masih merindu.
Sepatah dua patah kata terlempar, begitu manis mengisi kesunyian. Senyum-senyum kiasan membias dalam larik-larik kata. Semua katamu berkas-berkas bayangan silam.
Di palung jiwaku yang terdalam, masih sisakan tetes-tetes gita lampau yang senantiasa meneteskan cerita yang tak kunjung menguap di bawah terik. Tak tergusur tempat semayam jiwamu, tak jua kerontang di kemarau panjang.
No comments:
Post a Comment